Ekskursi Agama yang diikuti siswa SMA Kanisius Jakarta di Pesantren Amanah Muhammadiyah, Kota Tasikmalaya, resmi berakhir pada Jumat, 1 November 2024.

Selama tiga hari dua malam, para siswa merasakan langsung kehidupan di pesantren dan memperoleh pelajaran berharga tentang kedisiplinan, persaudaraan, dan kesederhanaan.

Jovan Iskandar, salah satu siswa, mengungkapkan bahwa ini merupakan pertama kalinya ia mengunjungi pesantren.

Pengalaman ini membuka wawasan saya tentang Islam. Saya terkejut melihat persaudaraan mereka, disiplin, dan semangat belajar yang tinggi,” ujarnya.

Henrikus Suparjono, M.Pd., pembimbing SMA Kanisius, merasa bersyukur atas sambutan hangat dari para santri.

“Kami diterima dengan sangat baik oleh para santri. Kami bisa belajar banyak dari kesederhanaan dan kedisiplinan mereka, yang memberikan makna kehidupan bagi kami,” tuturnya.

Ia juga menyampaikan pesan terima kasih dan salam dari Direktur SMA Kanisius.

“Direktur kami menyampaikan terima kasih atas waktu dan tempat yang diberikan. Ini menjadi pengalaman berharga bagi kami untuk belajar tentang toleransi,” tambah Henrikus.

Henrikus menutup sambutan dengan apresiasi kepada Muhammadiyah.

“Muhammadiyah sudah selesai dengan dirinya sendiri. Mereka menerima kami tanpa keraguan, dengan tulus dan ramah. Semoga program ini bisa berlanjut di masa mendatang,” ungkapnya.

Ustaz H. Taufik Permana, S.Pd., Wakil Mudir Bidang  Pendidikan dan Pengasuhan, mewakili Pesantren Amanah menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan SMA Kanisius.

“Ini kehormatan bagi kami dan kesempatan belajar tentang toleransi dan kebhinnekaan. Semoga pengalaman ini meninggalkan kesan positif bagi seluruh peserta,” ujarnya.

Ustaz Taufik juga memohon maaf jika terdapat kekurangan dalam pelayanan. “Selamat jalan dan semoga perjalanan pulang lancar menuju cita-cita yang diharapkan,” pungkasnya.

Sebelum meninggalkan pesantren, para siswa SMA Kanisius dan santri Pesantren Amanah berfoto bersama dan saling bertukar cinderamata, menandai persahabatan yang terjalin erat meskipun berbeda keyakinan.