TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kejuaraan Pencak Silat IPSI Cup IX Tahun 2024 yang berlangsung di GOR Sukapura Dadaha, Kota Tasikmalaya, pada 3 hingga 6 Oktober 2024, telah melahirkan calon-calon atlet berpotensi yang siap mewakili kota tersebut di ajang yang lebih tinggi.
Dalam kompetisi ini, Pesantren Amanah Muhammadiyah Kota Tasikmalaya yang tergabung dalam kontingen perguruan seni beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah berhasil meraih prestasi membanggakan.
Dari lima kategori yang dipertandingkan, yaitu Tanding, TGR, Kreatif, Festival, dan Pasanggiri, santri Pesantren Amanah berhasil membawa pulang total 38 medali.
Pada kategori Tanding, mereka meraih 10 medali emas tingkat pra-remaja (SMP) dan 3 medali emas tingkat remaja (SMA).
Selain itu, mereka juga memperoleh 9 medali perak tingkat pra-remaja dan 3 medali perak tingkat remaja, serta 6 medali perunggu tingkat pra-remaja dan 4 medali perunggu tingkat remaja.
Tak ketinggalan, mereka juga berhasil mendapatkan 2 medali perunggu tingkat dewasa.
Di kategori TGR, mereka berhasil membawa pulang 1 medali perak tingkat pra-remaja.
Fahmi Faiz Firmansyah SFarm, Ketua Pimcab Tapak Suci Pesantren Amanah Kota Tasikmalaya, menjelaskan bahwa prestasi ini merupakan hasil dari persiapan yang matang.
Selama sekitar enam minggu, santri menjalani latihan rutin dua kali seminggu, yang mencakup latihan fisik, teknik, dan bantingan.
Fahmi menyatakan bahwa pihaknya tidak menetapkan target juara yang membebani santri. ”Kami hanya mendorong mereka agar berusaha semaksimal mungkin,” terang penyandang sabuk biru ini dalam siaran pers yang diterima Radartasik.id, Senin, 7 Oktober 2024.
Dia juga menekankan pentingnya dukungan dari seluruh warga Pesantren Amanah, yang berperan besar dalam keberhasilan tersebut.
KH Arip Somantri MAg, Mudir Pesantren Amanah, mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas capaian prestasi para santrinya.
Dia menyatakan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari semangat dan kedisiplinan santri dalam berlatih secara rutin, serta bimbingan yang diberikan oleh para pelatih dan dukungan dari orang tua.
Namun, KH Arip mengingatkan agar prestasi yang diraih tidak menjadikan santri sombong, melainkan sebagai motivasi untuk lebih berprestasi.
”Semoga keterampilan bela diri para santri ini dapat menjadi pendukung aktivitas dakwah di masyarakat,” harap KH Arip.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan kerja keras, keseriusan, dan dukungan yang tepat, prestasi yang membanggakan dapat diraih, sekaligus menjadi inspirasi bagi santri lainnya untuk terus berlatih dan mengembangkan potensi diri.