Amanah Great Camp (AGC) 2024 di bumi perkemahan Batu Ampar, Desa Sukamulih, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu 2 Oktober 2024. istimewa–
Kegiatan ini diikuti oleh 400 peserta, terdiri dari 362 santri putra dan putri serta 40 asatidz.
Rabu, 2 Oktober 2024, para peserta Amanah Great Camp (AGC) 2024 mengikuti kegiatan penjelajahan alam yang diwarnai dengan tes evaluasi berbagai keterampilan kepanduan.
Kegiatan ini menguji pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka pelajari selama satu semester, termasuk survival, kepemimpinan, keterampilan menuruni tebing, susur sungai, sandi, kesehatan, serta kedisiplinan.
Mochammad Raissa Fadhlan Habibi, Sekretaris Panitia, menjelaskan, “Materi yang diujikan merupakan keterampilan khas kepanduan HW.”
Panitia melakukan persiapan matang dengan menentukan jalur aman, terutama pada area berbahaya seperti tebing dan sungai.
Personel panitia ditempatkan di titik-titik rawan dengan pengawasan langsung dari Pembina.
“Kami memastikan keselamatan peserta dengan penempatan personel di lokasi yang berisiko,” tambah Raissa.
Peserta diberangkatkan secara berkelompok, dengan pesan untuk selalu berhati-hati, menjaga alam, dan menjaga sikap.
Berdasarkan pantauan di lapangan, peserta menjalani kegiatan dengan semangat dan keceriaan.
Meski ada beberapa peserta yang hanya mencapai pos 2 dari total 9 pos karena kelelahan, panitia kesehatan segera mengevakuasi mereka.
“Hanya kecapaian, fisiknya tidak siap. Kami bawa ke posko kesehatan untuk beristirahat,” kata Ziaul Hilmi Rabbani, Panitia Kesehatan.
Di setiap pos, peserta diuji pengetahuan dan keterampilan kepanduan. Mayoritas berhasil menyelesaikan tantangan dengan baik.
Saat siang tiba, peserta kembali ke perkemahan dengan pakaian basah namun tetap ceria.
“Seru, banyak yang kami pelajari, seperti survival dan keterampilan turun tebing,” ujar Mifzal Aulia Hidayat, peserta dari Kelompok Kadal.
Mifzal mengaku kegiatan AGC ini memberikan keseruan dan menghilangkan kejenuhan dari rutinitas belajar di pesantren.
Meski sempat mengalami kendala, seperti tenda bocor dan halaman yang sempit, dia bangga bisa mengatasinya dengan kerjasama tim.
“Kami belajar mengatasi masalah bersama,” katanya.
Idham Nuriana, peserta lain, juga mengungkapkan hal serupa.
“Banyak pengalaman yang saya dapat, terutama tentang survival dan hidup di alam terbuka,” ujarnya.
Adhika Muhammad Fahrezi dari Kelompok Macan menambahkan, “Kekompakan dalam tim menjadi kunci, dari mendirikan tenda hingga menjalani tugas-tugas lainnya.”
Sementara itu, posko kesehatan mencatat beberapa peserta mengalami masalah kesehatan ringan seperti hypothermia dan demam.
“Mereka masih bisa ditangani dengan peralatan medis yang ada,” kata Adrian, seorang paramedis. Menjelang sore, kondisi mereka mulai pulih.
Secara keseluruhan, kegiatan berjalan lancar dan aman.
“Alhamdulillah, berkat kerjasama panitia dan kepatuhan peserta, semuanya berjalan sesuai rencana,” ujar Ketua Panitia, Ramanda Fiqhi Zamil.